Gempa berkekuatan 4,8 Skala Richter (SR) yang mengguncang wilayah Bogor dan Sukabumi,Jawa Barat,dini hari kemarin mengakibatkan 425 mengalami kerusakan. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), gempa di Bogor merusak 250 rumah, sementara di Sukabumi merusak 175 rumah.
Sekretaris BPBD Kabupaten Bogor Makmur Razak mengatakan, pihaknya masih terus melakukan pendataan dan evakuasi terhadap warga yang rumahnya mengalami kerusakan parah.“Sebagian warga sudah diungsikan ke rumah tetangga yang lebih aman dan kita sudah mendirikan posko bencana tak jauh dari lokasi,” katanya. Dia menjelaskan, data sementara kerusakan terparah sebagian besar berada di dua desa yakni Desa Pura Bakti 65 rumah dan Desa Cibunian 185 rumah.
“Tiga orang mengalami luka akibat tertimpa puing rumah,” ungkapnya. Selain rumah, kerusakan juga banyak terjadi pada musala dan sekolah di Kampung Panday, Kampung Cisalak, Desa Cibunian, dan Kampung Cikudamulya, Desa Purabakti. Di Sukabumi sebanyak 175 bangunan di Kecamatan Kabandungan mengalami kerusakan.
Berdasarkan data petugas Kecamatan Kabandungan, bangunan yang mengalami kerusakan mencapai 175 unit terdiri atas rumah dan fasilitas keagamaan dan pendidikan. Seluruh bangunan itu tersebar di empat desa yakni Desa Tugu Bada, Cihamerang, Kabandungan, dan Cipeuteuy. Rinciannya meliputi 135 rumah dan satu bangunan majelis taklim di Desa Cipeuteuy, dan 40 rumah di Desa Tugu Badak, serta puluhan rumah lainnya di Desa Cihamerang dan Kabandungan.
Umumnya seluruh bangunan itu mengalami kerusakan dalam kategori ringan. “Pendataannya masih terus dilakukan, tidak menutup kemungkinan jumlahnya akan bertambah. Sebab belum seluruhnya terlaporkan dari tingkat pemerintah desa, seperti di Desa Kabandungan yang telah terlaporkan baru dua rumah rusak,” kata petugas Satpol PP Kecamatan Kabandungan, Nurdin Sopiyan. Selain merusak rumah dan fasilitas keagamaan, gempa bumi 4,8 SR ini juga telah merusak sarana pertanian.
Saluran irigasi yang terletak di Desa Cipeuteuy mengalami rusak sehingga infrastruktur pertanian tidak bisa berfungsi. “Irigasi ini untuk mengaliri areal persawahan seluas 72 hektare. Namun, kini kondisinya rusak,” kata Kepala Desa Cipeuteuy Ujang Supriatna. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran persnya mengatakan, berdasarkan data dari BMKG, pusat gempa bumi di darat yaitu 6.70 LS,106.64 BT (31 km barat daya Kabupaten Bogor) dengan kedalaman 10 km.
“Gempa tidak menimbulkan potensi tsunami. Intensitas gempa yang dirasakan II MMI di Bogor dan Sukabumi,” katanya. Sementara itu, Balai Taman Nasional Gunung Salak- Halimun (TNGHS) menduga gempa bumi berkekuatan 4,8 SR yang berpusat di 31 km barat daya, Kabupaten Bogor itu diduga akibat dipicu terjadinya peningkatan aktivitas kawah Gunung Salak atau dikenal dengan sebutan Kawah Ratu. “Ini baru dugaan sementara. Diduga gempa akibat peningkatan aktivitas Kawah Ratu. Untuk memastikannya, kami akan masih melakukan penelitian,” ujar Kepala TNGHS Agus Priambudi. haryudi/ toni kamajay.
Sumber : www.seputar-indonesia.com