Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut siaga hadapi bencana yang diperkirakan terjadi pada akhir Oktober mendatang. Pasalnya, musim hujan diperkirakan terjadi pada bulan tersebut.
Kepala BPBD Kabupaten Garut Zatzat Munazat menyebutkan, sebagian besar area yang berpotensi mengalami banjir bandang, longsor, dan pergerakan tanah,berada di kawasan selatan Kabupaten Garut. ”Sebanyak 16 kecamatan di Garut Selatan memiliki titiktitik rawan longsor, banjir bandang, dan pergeseran tanah. Selalu saja ada bencana tersebut pada musim hujan,” kata Zatzat kemarin.
Bencana saat musim hujan tidak hanya mengancam kawasan selatan Kabupaten Garut, melainkan kawasan tengah dan utara Garut seperti tanah labil atau bertambahnya debit air sungai secara drastis. Berdasarkan peta gerakan tanah dari BPBD Kabupaten Garut yang diterbitkan 2007 lalu, seluruh kecamatan di Kabupaten Garut berpotensi terhadap gerakan tanah tingkat rendah dan menengah.
Zona gerakan tanah rendah hanya terdapat di sebagian area Kecamatan Tarogongkidul, Tarogongkaler, Karangpawitan, Kadungora, Cibiuk, dan sebagian kecil lainnya di sejumlah kecamatan di Kabupaten Garut Utara. ”Selain itu, zona gerakan tanah sangat rendah pun terdapat di kawasan Pantai Pameungpeuk, Cibalong, dan Cikelet. Zona gerakan tanah rendah dan menengah tersebar di seluruh kecamatan,”jelasnya.
Sedangkan, zona gerakan tanah tinggi dalam skala besar di antaranya terdapat di Kecamatan Banjarwangi, Singajaya, Cisompet,Pakenjeng, Cisewu, Caringin, Cikajang, Bayongbong, Tarogongkaler, dan Garut Kota.
”Masalahnya, Garut itu sangat luas dan potensi bencananya sangat banyak. Garut ditetapkan sebagai daerah paling rawan bencana nomor satu se-Indonesia. Makanya, BPBD pun harus berusaha secepat mungkin ke lokasi bencana, walaupun terkendala jarak,” tandas Zatzat.
Sementara itu,warga Kampung Ciparay, Desa Ciparay Jeruk, Desa Lebak Jaya,Kecamatan Karangpawitan,Yati Sumiyati, 35, mengaku khawatir dengan banjir di kampungnya. Pasalnya,luapan air Sungai Dawuan kerap kali menggenangi kawasan permukiman warga dan Jalan Raya Karangpawitan bila musim hujan tiba. fani ferdiansyah
sumber:seputar-indonesia.com