Hingga kemarin, belum ada satu pun pasangan calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) dari partai politik yang mendaftar ke KPU Jawa Barat. Seluruh parpol belum memiliki nyali untuk menyebutkan pasangan calon yang diusungnya. Saling intip kekuatan menjadi faktor penyebab lambatnya penentuan pasangan. Misalnya Partai Demokrat. Meski sudah menyebutkan cagubnya yakni incumbent Dede Yusuf,namun sampai kini belum memunculkan pendamping. Adapun lima nama yang digadang- gadang sebagai figur yang dinilai layak untuk mendampingi Dede Yusuf, belum juga ada kejelasan. Padahal, batas waktu pendaftaran cagub/ cawagub di KPU hingga Sabtu, 10 November sejak dibuka pada 4 November lalu. Ada kecenderungan parpol besar seperti Partai Golkar, PDIP, PKS, termasuk Demokrat akan mengambil detik-detik akhir penutupan masa pendaftaran untuk menentukan pasangan calon dan kepastian koalisi untuk memenangkan kursi kepemimpinan Jabar periode 2013-2018. Fungsionaris Partai Demokrat Jabar Yan Rizal Usman hanya menyebutkan kriteria calon pendamping Dede Yusuf yang dinilai paling cocok. Menurutnya, Dede butuh orang yang profesional di bidang birokrasi agar jalannya roda pemerintahan ke depan lebih sempurna. Sayangnya, dia enggan menyebutkan nama calon pendamping Dede dari kalangan birokrat tersebut. ”Dede bisa fokuskan pekerjaan dalam produk kebijakan pemerintah. Sementara wakilnya fokus menangani tugas yang berhubungan dengan birokrasi. Saya rasa pasangan Dede seperti itu akan lebih baik,”ujarnya. Lembaga survei dari Lingkar Studi Informasi Demokrasi (eLSID) menemukan fakta jika Dede Yusuf disandingkan dengan mantan Sekda Jabar Lex Laksamana, maka raihan 40,3% suara sudah di tangan. Kemudian,anggota DPR Rieke Diah Pitaloka yang merupakan calon dari PDIP jika disandingkan dengan aktivis antikorupsi Teten Masduki hanya mampu meraih 19,8% suara. ”Sementara cagub PKS Ahmad Heryawan jika disandingkan dengan aktor senior Deddy Mizwar hanya meraih 17,5% suara,”jelas Direktur eLSID Dedi Barnadi. Pengamat politik dari Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Sadu Wasistiono mengatakan, semua parpol di Jabar terutama parpol-parpol besar masih saling mengintip kekuatan lawan, sehingga mereka berani mengambil risiko penentuan cawagub di akhir waktu pendaftaran.”Tarik-menariknya cukup kuat. Sebab, wakil itu memang sangat menentukan, dimana yang dicarinya adalah potensi raihan suara dari pihak wakil,”ungkapnya. Golkar Beri Kejutan Partai Golkar Jabar akan memberi kejuatan pada 10 November dalam momen pendaftaran cagub/cawagub di KPU Jabar. Hanya, partai berlambang pohon beringin ini terangterangan ingin berkoalisi dengan PDIP. Alasannya demi memperkokoh keharmonisan Golkar-PDIP seperti koalisi yang terbentuk di berbagai kabupaten/ kota. ”Lihat saja nanti akan ada kejutan saat pendaftaran cagub/cawagub Jabar pada 10 November mendatang,” kata Wakil Sekretaris DPD I Golkar Jabar Pulihono. Partai yang telah menetapkan Ketua DPD I Golkar Jabar Irianto MS Syafiuddin (Yance) sebagai cagubnya ini menilai koalisi merah-kuning merupakan koalisi paling ideal. ”Golkar dan PDIP sama-sama memiliki visi dan misi memperjuangkan rakyat Jabar,” ucapnya. Sementara itu, deklarasi cagub/cawagub dari Partai Golkar yang semula dilaksanakan 8 November terpaksa diundur menjadi 24 November 2012. Pasalnya,Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) berhalangan pada 8 November. Di tempat terpisah, pasangan calon gubernur-wakil gubernur Jabar dari jalur perseorangan, Dikdik Maulana Arief Mansyur dan Cecep Nana Suryana Toyib (Dikdik-Toyib) mendaftarkan diri sebagai calon gubernur-wakil gubernur Jawa Barat periode 2013-2018 ke KPU Jawa Barat,kemarin. Tepat pukul 09.25 WIB, pasangan ini menandatangani formulir pendaftaran dihadapan tim Pokja Pencalonan Gubernur/ Wakil Gubernur KPU Jabar. Mereka juga menyerahkan dokumen pasangan calon yang berisi visi dan misi pembangunan Jabar 2013-2018. Ketua Pokja Pencalonan KPU Jabar Teten Setiawan mengatakan, Dikdik-Toyib merupakan satu-satunya pasangan dari jalur perseorangan. Sementara pasangan dari jalur parpol, sampai hari ini belum ada yang mendaftar. ”Namun parpol yang sudah konfirmasi akan daftar, yaitu PDIP pada 10 November atau pada hari terakhir masa pendaftaran. Sementara papol lainnya belum ada yang konfirmasi,” kata Teten. Meski telah resmi mendaftarkan diri,Dikdik-Toyib masih harus melengkapi persyaratan yang ada. Pasalnya, ada tiga jenis berkas pendaftaran yang belum dilengkapi,yakni struktur tim kampanye, nomor rekening tim kampanye, dan surat keterangan resmi dari Presiden terkait pemberhentian tugas Dikdik dari Polri. Dikdik menegaskan pihaknya sudah menyiapkan cadangan berkas dukungan sebagai pengganti berkas dukungan yang dinyatakan tidak sah, setelah melalui proses verifikasi faktual di lapangan oleh jajaran KPU Jabar. ”Kekurangannya kan sekitar 800.000, berkas penggantinya sudah kami siapkan.Kami sudah menyiapkan 1,2 juta dukungan dalam berkas dan ada tambahan lagi sekitar 200.000 dukungan. Itu semua datanya valid,” kata mantan Kapolda Sumatera Selatan ini. atep abdillah kurniawan
Sumber:seputar-indonesia.com