JABARMEDIA.COM – Kabupaten Sukabumi mengalami berbagai bencana alam, mulai dari banjir, longsor, hingga pergerakan tanah. Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), terdapat total 166 titik bencana alam yang terjadi di wilayah tersebut.
Rincian bencana tersebut meliputi 66 titik tanah longsor, 35 titik banjir, 15 titik angin kencang, dan 17 titik pergerakan tanah. Dampak dari bencana ini dirasakan oleh 180 Kepala Keluarga (KK) dengan total 461 jiwa, 98 KK yang mengungsi dengan 247 jiwa, serta 143 KK yang terancam dengan 239 jiwa. Selain itu, terdapat 3 orang yang meninggal dunia dan 4 orang yang tertimbun akibat longsor.
Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi Jawa Barat, Dikky Achmad Sidik, menyatakan bahwa bencana banjir di Kabupaten Sukabumi disebabkan oleh luapan sungai yang merendam beberapa kecamatan di wilayah tersebut.
Dia menilai bahwa bencana banjir yang terjadi di Sukabumi termasuk dalam kategori luar biasa. Curah hujan yang sangat tinggi terjadi pada Selasa dan Rabu, dengan angka ekstrem mencapai 200 mm bahkan 261 mm per hari. Menurut BMKG, curah hujan di atas 150 mm per hari sudah dianggap ekstrem.
Pendangkalan Sungai
Pendangkalan sungai juga menjadi masalah, dimana kapasitas sungai tidak mampu menampung debit air yang besar. Beberapa titik di peta sebaran hujan periode berulang 50 tahunan menunjukkan bahwa debit air hampir mencapai angka 50 tahunan. Hal ini menyebabkan sungai meluap dan merendam pesawahan serta pemukiman di sekitarnya.
Dalam menghadapi kondisi ini, Dikky mengatakan bahwa pihaknya akan segera melakukan langkah-langkah penanganan. Mereka akan melakukan assessment cepat untuk memeriksa kondisi tanggul-tanggul dan memperbaiki yang perlu segera diperbaiki. Pihaknya juga akan melakukan pengerukan untuk menambah kapasitas sungai, namun terbatasnya alat berat dan akses membuat pengerukan baru bisa dilakukan di satu lokasi yaitu di Sungai Cipalabuhan, Kecamatan Palabuhanratu.
Pengerukan di titik sungai lainnya seperti Sungai Ciletuh dan Sungai Cikaso masih menunggu aksesibilitas yang saat ini masih terbatas. Dikky menegaskan bahwa pihaknya tetap akan melakukan pengerukan di sungai-sungai tersebut, namun harus menunggu akses jalan yang memungkinkan untuk membawa alat berat ke lokasi tersebut.
Dalam situasi ini, koordinasi antara berbagai pihak terkait sangat penting untuk mengatasi bencana alam yang terjadi di Kabupaten Sukabumi. Upaya penanganan yang terkoordinasi dan efektif perlu dilakukan agar dapat mengurangi dampak buruk dari bencana alam tersebut. Semoga dengan kerja sama yang baik, Kabupaten Sukabumi dapat pulih dan bangkit kembali dari bencana yang melanda.