Fruit dan sayur segar merupakan makanan bergizi yang dapat dikonsumsi untuk melengkapi kebutuhan vitamin dalam tubuh.
Di samping itu, buah-buahan dan sayuran memiliki zat antosianin yang dapat memperbaiki kondisi kesehatan serta dengan mengonsumsinya dalam jumlah besar dapat membantu melindungi diri dari risiko terkena penyakit jantung.
Barang segar mungkin tak selalu terjangkau, dan pilihan lainnya dapat berupa buah beku meskipun kandungan nutrisinya mungkin agak berlainan.
Periksa informasi yang lebih baik antara buah segar dengan buah beku, diambil dari sumber Healthline dan British Heart Foundation.
Buah dan sayuran segar
Buah dan sayur umumnya dipanen sebelum benar-benar masak; selama tahap pengiriman dan penyimpanan bisa berlangsung antara tiga hari sampai satu tahun lebih bagi beberapa jenis hasil panen tersebut.
Hal ini juga menyebabkan buah dan sayuran memiliki waktu yang lebih singkat untuk memproduksi beragam vitamin, mineral, serta antioksidan secara alami.
Saat membagikan barang-barang segar, biasanya mereka disimpan pada temperatur yang rendah dan stabil, lalu dirawat menggunakan zat-zat kimia guna menghindari kerusakan atau pembusukan.
Buah beku
Buah-buahan dan sayuran yang akan dibekukan umumnya dipetik pada puncak kematangan dan sudah bergizi.
Setelah dipetik, buah biasanya diwash, direbus, dipotong, dibeku, dan dimasukkan ke kemasan dalam waktu beberapa jam.
Buah-buahan tersebut akan ditambahkan dengan asam askorbat (sejenis vitamin C) atau gula ekstra guna menghindari pembusukan.
Umumnya tidak ada zat kimia yang dimasukkan ke dalam produk sebelum proses pembekuan dilakukan.
Sejumlah vitamin berkurang saat mengalami proses pengawetan.
Secara keseluruhan, proses pendinginan berfungsi untuk menjaga kadar gizi dalam buah-buahan dan sayuran. Akan tetapi, sejumlah vitamin mulai rusak apabila makanan beku tersebut disimpan melebihi masa satu tahun.
Beberapa nutrisi juga berkurang saat proses pemutihan (blanching) ini dilakukan. Pemutihan tersebut dijalankan sebelum membekukan bahan, dengan cara memasukkan produk ke dalam air panas selama kurun waktu pendek biasanya hanya beberapa menit saja.
Langkah ini bertujuan untuk membasmi mikroorganisme berbahaya serta menjaga keaslian rasa, warna, dan struktur produk. Akan tetapi, hal tersebut juga menyebabkan penghilangan zat gizi yang mudah larut dalam cairan, contohnya vitamin B dan vitamin C.
Akan tetapi, hal ini tidak berlaku untuk buah-buahan beku, yang tidak menjalani proses pemutihannya.
Kandungan nutrisi pada produk segar dan beku akan berkurang seiring dengan lamanya penyimpanan.
Segera setelah panen, buah-buahan dan sayuran segar perlahan-lahan mengalami pengurangan kelembapan, meningkatkan kemungkinan kerusakan oleh pembusukan serta menurunnya kandungan gizi mereka.
Studi satu mengungkapkan bahwa nilai gizi menurun setelah tiga hari disimpan dalam suhu dingin, saat angkanya jatuh di bawah level yang dicapai oleh jenis buah beku. Fenomena ini umumnya muncul pada buah-buahan berkulit lembut.
Akan tetapi, selama proses penyimpanan, kandungan antioksidan seperti karotenoid dan fenolik justru meningkat.
Mana yang lebih baik?
Produk beku memiliki kandungan gizi yang serupa dengan produk segar. Penelitian menunjukkan bahwa penurunan nilai gizi pada produk beku biasanya tidak signifikan.
Buah serta sayuran segar yang diambil secara langsung dari ladang sendiri mempunyai mutu tertinggi.
Tetapi, apabila membeli di supermarket, produk beku bisa jadi memiliki nutrisi yang setara atau kadang-kadang malahan lebih tinggi dibandingkan dengan buah-buahan segar.
Buah serta sayuran beku merupakan opsi praktis dan ekonomis dibandingkan dengan pilihan segar.
Yang paling penting ialah memilih kombinasi antara bahan segar dan beku agar dapat menjaminmu mendapat variasi nutrisi yang optimal.