Perempuan Sukabumi Diduga Jadi Korban Perdagangan Orang, Ditahan di Tiongkok dan Diminta Tebusan Rp 200 Juta

by -53 views
by
Perempuan Sukabumi Diduga Jadi Korban Perdagangan Orang, Ditahan di Tiongkok dan Diminta Tebusan Rp 200 Juta

JABARMEDIA – Seorang wanita muda dari Desa Cibatu, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi yang bernama Reni Rahmawati (23) diduga menjadi korban perdagangan manusia. Ia dilaporkan ditahan di salah satu kota di Tiongkok.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pihak keluarga, mereka diminta untuk menyiapkan dana tebusan sebesar Rp 200 juta agar Reni dapat dipulangkan ke tanah air.

Sigit (40), kerabat korban, datang ke kantor polisi pada hari Kamis, 11 September 2025, sambil membawa gambar korban di layar ponselnya dengan harapan pihak berwenang akan mengambil tindakan. Menurutnya, korban awalnya hanya bekerja di sebuah pabrik di Sukabumi.

Ia menceritakan, korban tertarik dengan tawaran pekerjaan yang diumumkan melalui media sosial Facebook. Dari akun media sosial tersebut, korban mengenal seseorang yang menawarkan pekerjaan dengan gaji antara Rp 15 juta hingga Rp 30 juta per bulan di luar negeri. Hal ini membuat korban yakin untuk mengikuti petunjuk pelaku, termasuk membuat paspor di Bogor.

Saat berada di Bogor, korban dilarang pulang dan dipaksa untuk menikah. Tindakan yang dilakukan pelaku adalah dengan memperkenalkan orang-orang yang mengaku sebagai wali dan saksi agar pernikahan terlihat sah di hadapan seorang amil. Korban yang masih muda dan kurang pengalaman akhirnya tunduk pada tekanan tersebut karena merasa takut dan tertekan.

Baca Juga:  Orang yang Meninggalkan Kesan Abadi Lakukan 8 Hal Ini dalam Setiap Percakapan

Setelah itu, korban dibawa kembali ke Jakarta untuk bertemu dengan seorang agen dan akhirnya dilepaskan ke Cina. Selanjutnya, korban dijemput di Bandara Xiamen oleh To Chao Cai dan langsung dibawa ke rumahnya tanpa mengetahui lokasi wilayahnya. Selama hampir dua bulan, keluarga tidak tahu tempat tinggal Reni. Mereka hanya mengira korban masih bekerja di pabrik.

Keluarga baru mengetahui Reni menjadi korban perdagangan manusia setelah ibunya menerima pesan melalui aplikasi Wechat. Dalam pesan tersebut, korban menyatakan sedang berada di Tiongkok dan ditahan. Ia bahkan sempat mengirimkan lokasi keberadaannya yang menunjukkan bahwa ia benar-benar berada di salah satu kota di Tiongkok.

“Terdapat pesan masuk, itu ditujukan kepada ibunya. ‘Bu, Neng sedang di Tiongkok. Tolong, dikunci’. Awalnya, keluarga tidak percaya. Namun, setelah membagikan lokasi, ternyata benar-benar berada di Tiongkok. Dari sana, kami yakin kalau dia menjadi korban perdagangan manusia,” ujar Sigit.

Kelurga berharap agar aparat kepolisian dan pemerintah dapat membantu mengembalikan korban. Mereka khawatir, kondisi korban semakin memburuk.

Baca Juga:  Jadwal SIM Keliling Tangerang 23 Juli 2025, Hadir di 2 Lokasi

Mendampingi

Wakil Hukum korban dari LBH Pro Ummat, Rangga Suria Danuningrat, menyatakan bahwa saat ini pihaknya sedang mendampingi keluarga korban dalam membuat laporan ke Polres Sukabumi Kota.

“Kami menyadari bahwa kasus ini tidak hanya menimpa satu orang, tetapi berkaitan dengan kejahatan lintas negara yang terstruktur. Kami memiliki kewajiban untuk menjaga hak-hak korban serta mendorong aparat penegak hukum untuk menindak tegas jaringan perekrut, perantara, hingga pembeli korban di luar negeri,” ujarnya.

Menurut Rangga, upaya hukum dan advokasi terus dilakukan. “Kami akan melaporkan ke BP2MI pada Senin, namun surat telah dikirim ke DPRD, khususnya Komisi I dan IV besok. Kami meminta pihak Disnakertrans hadir, bagaimana regulasinya bisa seperti itu, mengapa orang selain RR juga bisa berangkat, serta apa isi dari regulasi tersebut sehingga ada celah,” ujarnya.

Ia mengatakan, komunikasi sempat dilakukan dengan pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tiongkok. Selain itu, komunikasi korban dengan seorang saksi bernama SG juga memberikan petunjuk penting.

Rangga menegaskan bahwa kasus ini murni tindakan perdagangan manusia karena tidak dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Ia juga meminta bantuan dari pemerintah.

Baca Juga:  AIFF Bantah Pernyataan Xavi Hernandez dan Pep Guardiola Latih Timnas India

About Author: Oban

Gravatar Image
Damar Alfian adalah seorang penulis dan kontren kreator di Bandung, Jawa Barat. Dia juga sebagai kontributor di beberapa media online.