Polemik Bajaj di Solo, Ojol Protes ke DPRD

by -24 views
by
Polemik Bajaj di Solo, Ojol Protes ke DPRD

JABARMEDIA – Beberapa perwakilan komunitas ojek online (ojol) dari berbagai aplikasi di Kota Solo mengunjungi anggota DPRD Kota Solo guna menyampaikan keluhan mengenai keberadaan angkutan Bajaj yang beroperasi di jalan-jalan Kota Bengawan.

Wakil para pengemudi ojek online mendatangi Komisi III DPRD Kota Solo guna menyampaikan keluhan mereka.

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Komisi III DPRD Kota Solo, Sonny, mengatakan bahwa pihaknya telah menerima keluhan para pengemudi ojek online pada akhir pekan lalu.

“Ya, kami tadi menerima pertemuan dengan komunitas ojek online dari berbagai daerah. Mereka datang untuk menyampaikan keluhan terkait kehadiran Maxride,” jelas Sonny saat diwawancarai di kantornya, Rabu (22/10/2025).

Setelah menerima perwakilan ojol, Sonny menyatakan pihaknya segera berkoordinasi dengan perwakilan Maxride, sebagai aplikator bajaj, yang berada di Banyuanyar, Kecamatan Banjarsari.

Mengenai hasil pertemuan tersebut, Sonny menyampaikan bahwa pihaknya meminta pengelola aplikasi untuk menghentikan sementara kegiatan Bajaj di Kota Solo.

Tujuan dari hal tersebut adalah untuk mencegah munculnya gelombang protes yang terus-menerus yang berisiko menyebabkan konflik antar pengemudi.

Baca Juga:  Analisis Pakar: Gempa Aceh karena Pergeseran Patahan Semangko

“Kami telah berkoordinasi dengan pihak Maxride. Kami meminta sementara untuk tidak beroperasi agar menghindari konflik di lapangan antara ojek online dan pengemudi bajaj Maxride,” katanya.

Sonny menambahkan, permohonan tersebut telah disetujui oleh pihak pengaju.

Ia memastikan bahwa sejak Sabtu (18/10/2025), kendaraan bajaj telah berhenti beroperasi di Kota Solo sementara waktu.

“Kami telah memastikan aplikasinya benar-benar dimatikan. Jadi sementara ini masih tidak bisa digunakan,” jelas Sonny.

Berdasarkan hasil pencarian anggota DPRD Solo, setidaknya ada 21 unit bajaj yang pernah beroperasi di jalan-jalan Kota Bengawan.

Di sisi lain, sekitar 400 unit lainnya telah dipesan, dan sebagian besar akan dioperasikan oleh pengemudi yang sebelumnya bekerja sebagai tukang becak.

“Informasinya, mereka menyewa bajaj dengan harga Rp25 ribu per hari dan mampu mendapatkan penghasilan hingga Rp300 ribu per hari,” kata Sonny.

Pada kesempatan yang sama, Sonny mengakui bahwa kehadiran bentuk transportasi baru di Kota Solo sebenarnya memberikan manfaat kepada masyarakat, khususnya karena biaya sewanya yang murah bagi para pengemudi.

Baca Juga:  Belum Jelas Kapan Harga BBM Subsidi Akan Naik

“Jika cuaca panas tidak terasa terlalu panas, jika hujan tidak terasa terlalu basah. Jadi dari segi kenyamanan dan pendapatan memang menarik. Namun karena ada penolakan, maka kita meminta untuk dihormati situasi yang ada,” katanya.

Namun, Sonny tidak menyangkal bahwa gelombang protes tersebut muncul akibat belum adanya tindakan nyata dari pihak berwenang terhadap pengoperasian aplikasi bajaj tersebut.

“Para pengemudi ojek online ini telah berkomunikasi dengan Dinas Perhubungan dan Satuan Lalu Lintas, tetapi belum ada tindakan yang diambil. Mereka juga telah diberi peringatan, namun para pengemudi bajaj tetap melanjutkan aktivitasnya,” tambahnya.

About Author: Oban

Gravatar Image
Damar Alfian adalah seorang penulis dan kontren kreator di Bandung, Jawa Barat. Dia juga sebagai kontributor di beberapa media online.