Kongres Nasional Libya memilih Ali Zeidan sebagai Perdana Menteri baru negeri itu. Zidan, seorang independen, mendapat 93 suara dalam pemilihan di Kongres. Ia mengalahkan kandidat yang diusung partai berpengaruh Keadilan dan Pembangunan yang dikaitkan dengan Partai Ikhwanul Muslimin.
Presiden Dewan Nasional mengumumkan terpilihnya Zidan dan meminta agar kabinet segera dibentuk dalam dua pekan mendatang.
Zeidan seorang diplomat karir. Ia mantan pemberontak di pengasingan yang memainkan peran utama dalam mengamankan dukungan Barat terhadap pemberontakan rakyat Libya tahun lalu yang sukses menumbangkan diktator Moammar Khadafy.
Ziedan lahir tahun 1950. Ia dibesarkan di pusat kota Waddan tetapi telah menghabiskan separuh hidupnya di pengasingan. Pada akhir tahun 1970-an ia dikirim untuk bekerja di kedutaan Libya di India, bersama Duta Besar Mohamed al Megaryef yang kini presiden dewan nasional yang berkuasa.
Pada awal tahun 1980-an keduanya membelot dan bergabung dengan oposisi di pengasingan dalam melawan Khadafy. Mereka bergabung di bawah bendera Front Nasional untuk Keselamatan Libya.
Saat tinggal di luar negeri itu Zeiden membuat Front Nasional menjadi organisasi pembela hak asasi manusia di Libya yang berbasis di Jenewa. Ketika pemberontakan terhadap Khadafy pecah, Zeidan memainkan peran utama. Bersama Mahmoud Jibril yang liberal, mereka mencari dukungan internasional bagi Dewan Transisi Nasional, yang dibentuk sebagai sayap politik para pemberontak.
Sebagai wakil dewan itu di Eropa, Zeidan berhasil meyakinkan masyarakat internasional untuk melakukan intervensi militer guna mendukung mereka dalam menentang rezim Khadafy. Setelah diktator itu terguling dan tewas ditangan para pemberontak, Zeidan terpilih sebagai anggota Kongres Nasional (GNC) Libya dalam pemilu pertama negara itu pada Juli 2012.
Ziedan menyebut dirinya seorang independen tetapi dianggap dekat dengan pemimpin transisi Aliansi Angkatan Nasional, Jibril.
GNC harus menyetujui tim pemerintah yang diusulkan Zeidan saat dia memangku jabatan. Jika kabinetnya diterima, Zeidan akan mengambil alih kekuasaan dari Abdel Rahim al-Kib, yang telah menduduki jabatan itu sejak November 2011.