Tak hanya rusuh, aksi demonstrasi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Medan, Senin 26 Maret 2012 kemarin, berujung pada pemblokiran Bandara Polonia. Massa memaksa penerbangan hari itu dibatalkan.
Meskipun tak lagi jadi sasaran demo, hari ini aparat keamanan dari TNI dan Polri berjaga di bandara internasional tersebut. Akses masuk bandara masih ditutup dengan kawat berduri.
Di Jalan Imam Bonjol yang merupakan akses utama masuk bandara Polonia terlihat diblokade oleh aparat keamanan. Juga nampak dua buah meriam air disiapkan untuk mengantisipasi pengunjuk rasa yang mengancam akan menghentikan aktivitas penerbangan.
Seorang anggota TNI mengatakan, mereka sejak kemarin malam, Senin 26 maret 2012 berjaga-jaga mengantisipasi pendemo. “Kami menginap di sini untuk mengantisipasi pendemo, sejak rusuh kemarin lah kami pun menginap di sini jadinya,” ujarnya.
Akses lain menuju Bandara Polonia juga terlihat dijaga oleh sejumlah aparat keamanan, namun tidak ditutup. Penumpang pesawat menggunakan akses yang tak ditutup oleh aparat untuk masuk bandara. Sementara, anjing pelacak polisi pun ikut berjaga-jaga.
Meskipun demikian, Bandara Polonia tetap beraktivitas seperti biasanya. “Aktivitas sejak pagi tadi normal, namun hanya memang beberapa penumpang terpaksa jalan kaki menuju bandara karena diblokade jalan menuju ke sini, mereka ada yang belum tau kalau jalan lain ada yang tidak ditutup aparat,” kata seorang petugas Bandara Polonia Medan.
Di sejumlah titik vital yang menjadi ancaman sasaran demo tetap dikawal oleh aparat, seperti di Kantor Gubernur, kantor DPRD Summut, Kantor Walikota, Bundaran Majestik, kantor Pertamina, Lapangan Merdeka TNI dan Polri masih tetap berjaga jaga termasuk di beberapa SPBU di Medan.
Sementara itu, hari ini demo di Kota Medan dari Serikat pekerja dan para buruh berlangsung di kantor Gubernur Sumut berlangsung aman. Pewakilan buruh diterima berdiskusi dengan gubernur Sumut, Walikota Medan serta Kapolda Sumut di kantor Gubernur.
Polisi bantah menembak
Secara terpisah, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Saud Usman Nasution membantah jika pihaknya menggunakan senjata api dalam upaya pengamanan demonstrasi di Bandara Polonia Medan. Menurutnya polisi hanya menggunakan senjata laras licin.
“Khususnya ada 4 anggota yang menggunakan senjata laras licin dalam rangka untuk menembakan gas air mata kepada para pengunjuk rasa,” kata Saud dalam konfrensi pers di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta, Selasa 27 Maret 2012.
Saud menuturkan jika unjuk rasa tersebut kemudian dapat ditangani dengan baik. Kapolda dan pelaksana tugas gubernur segera turun ke lokasi demonstrasi dan memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tetap tenang. “Kegiatan dapat diantisipasi sehingga tidak berkembang kepada anarkis yang lebih parah lagi,” terangnya.
Saud menambahkan untuk aksi unjuk rasa serupa di Bandung Jawa Barat juga dapat diselesaikan dengan baik. Dia berharap agar para pengunjuk rasa dapat kembali tertib dan tidak melakukan aksi pelemparan lagi.
sumber: vivanews.com