Kabupaten Bogor memiliki museum tempat penyimpanan berbagai jenis benda purbakala. Museum yang disebut sebagai Museum Pasirangin yang berada di lereng bukit dengan ketinggian 210 m dpl, berada di Desa Cemplang, Kecamatan Cibungbulang. Apa saja benda purbakala yang menjadi koleksi muesum Pasirangin?
SIAPAPUN yang pertama kali mengunjungi Museum Pasirangin akan mengalami kebingungan. Pasalnya, tidak ada ciri khusus yang menandakan bahwa bangunan yang berada ditengah pemukiman warga yang jaraknya sekitar 50 meter dari jalan Provinsi adalah tempat mengoleksi ratusan benda purbakala yang tersebar diwilayah Kabupaten Bogor. Apalagi bangunan tersebut tidak ada bedanya dengan rumah warga lainnya.
Berdasarkan keterangan dari Pamong Situs Museum Pasirangin Saefulloh (33), penggalian barang bersejarah di sekitar Pasirangin sudah mulai dilakukan tahun 1970 hingga 1975 oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (PPAN) yang dipimpin R.P Soejono.
Penggalian tersebut berhasil menemukan berbagai jenis artefak yang terbuat dari batu, besi, perunggu, tanah liat obsidian, kaca serta gerabah berupa periuk.
Benda yang berhasil ditemukan adalah kapak perunggu bentuk ekor burung seriti yang berfungsi sebagai alat potong, Candrasa, tongkat perunggu, bandul kalung perunggu, manik-manik batu, kaca, ujung tombak maupun kapak besi, gerabah serta alat-alat obsidian.
Apabila dibandingkan jumlah serta tipe benda-benda temuan, diperkirakan Pasirangin merupakan sebuah situs yang pernah dihuni pada masa logam awal di Indonesia sekitar tahun 600 hingga 200 tahun sebelum masehi. “Pada masa tersebut, kepercayaan pemujaan terhadap nenek moyang masih sangat kental,” jelasnya.
Bahkan, tahun 1972 di Pasirangin ditemukan sebuah topeng emas yang diperkirakan telah berumur 1.000 tahun sebelum masehi. Topeng tersebut pada zamannya digunakan sebagai salah satu perlengkapan pemujaan.
Namun, kata Saefulloh, topeng tersebut saat ini tidak berada di museum Pasirangin tapi dibawa dan kini berada di Kantor Puslitbang Arkenas, Jakarta. “Saya berharap topeng dapat kembali kesini sebagai penambah koleksi,” katanya.
Ia mengatakan, saat ini jumlah pengunjung yang datang ke museum masih minim. “Ya, Setiap harinya paling ada lima hingga sepuluh orang. Tapi kalau sedang sepi tidak ada pengunjung sama sekali.” katanya.
Menurutnya mayoritas pengunjung berasal dari kalangan pelajar untuk memenuhi tugas yang diberikan sekolahnya. Sedangkan untuk pengunjung umum, dinilainya masih sangat kurang.(*)