Kemacetan arus mudik Lebaran 2012 mencapai puncaknya pada H-2 kemarin. Seluruh jalur mudik di Pulau Jawa, baik di pantai utara (pantura), jalur tengah, maupun Nagreg di jalur selatan, mengalami kemacetan total.
Jalan-jalan alternatif di wilayah Jawa Barat (Jabar) dan Jawa Tengah (Jateng) pun terkena imbas kemacetan. Saking parahnya kemacetan, jarak tempuh Jakarta–Brebes yang biasanya hanya 6–7 jam kemarin harus ditempuh dalam waktu 18 jam.Selain karena begitu padatnya kendaraan, kondisi macet diperparah dengan banyaknya pasar tumpah di sepanjang pantura Jabar dan Jateng.
Adapun di jalur selatan, kendaraan yang melewati jalur tersebut harus rela antre hingga mencapai 20 km mulai dari turunan Nagreg,rel kereta api Pamuncatan Nagreg hingga mengekor ke Gerbang Tol (GT) Cileunyi. Berdasar pantauan harian Seputar Indonesia (SINDO) di lapangan, kemacetan terjadi sejak dini hari kemarin. Di GT Cikampek, kendaraan pemudik membeludak dan tak pernah terputus sejak pukul 02.00 hingga 15.00 WIB.
Jalur Sadang–Subang yang diharapkan menjadi solusi atas pelimpahan arus yang terus memadat di Pertigaan Cikopo–Mutiara–Simpang Jomin–pantura pun kewalahan menampung lonjakan kendaraan. Imbasnya, jalur alternatif di wilayah hukum Polres Purwakarta pun menjadi pilihan guna mengurangi kemacetan. Bukan hanya kendaraan roda empat yang terjebak macet.
Kendaraan roda dua kemarin juga diarahkan ke jalur alternatif yang belum beraspal, yakni di jalur Ciasem–Subang akibat padatnya Simpang Jomin hingga jalur pantura Karawang– Subang. Kastolani, warga yang akan mudik ke Tegal, menuturkan, kepadatan sudah terjadi sejak masuk tol dalam kota hingga masuk ke Cikampek. Untuk bisa lepas dari jalan tol tersebut, pemudik membutuhkan waktu hingga tujuh jam lebih.
Selain akibat membeludaknya volume kendaraan pemudik yang didominasi kendaraan pribadi, kemacetan juga diperparah banyaknya kendaraan pemudik yang diparkir di bahu jalan kawasan rest area Km 19 dan 57. “Tidak adanya polisi yang mengatur lalu lintas menambah parah kemacetan, apalagi banyak pengendara mobil yang saling serobot masuk jalur lain,”ujarnya. Sejak dini hari polisi berkalikali memberlakukan buka tutup di Pertigaan Cikopo dan Km 66 tol Cikampek.
Tapi tetap saja upaya itu tidak bisa mengurangi kemacetan karena jumlah kendaraan seakan ditumpahkan berbarengan.Walhasil antrean di tol Cikampek menumpuk hingga lebih dari 4 km. Hal yang sama juga terjadi di GT Sadang yang menjadi pintu masuk ke jalur tengah. Untuk menghindari penumpukan kendaraan di jalur tengah,kendaraan sempat diarahkan untuk keluar lewat GT Jatiluhur.
Mereka keluar menyusuri Basuki Rahmat masuk ke Jalan Ahmad Yani, Ibrahim Singadilaga, dan masuk ke Perempatan Kemuning untuk selanjutnya menyusuri jalur alternatif. Kemacetan di pantura dilaporkan terjadi hingga wilayah Indramayu, Cirebon, dan Brebes.
Berdasarkan data pos penghitungan kendaraan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kabupaten Indramayu di lingkar Lohbener Kabupaten Indramayu, arus kendaraan yang melintas di jalur pantura Indramayu mencapai 319.544 kendaraan. Jumlah ini lebih besar dibandingkan H-3 sebanyak 230.492 kendaraan. Untuk mengurangi tingginya arus kendaraan, polisi memberlakukan sistem buka tutup.
Pemudik yang menggunakan sepeda motor kemarin dialihkan untuk melewati rute jalur alternatif saat memasuki jalur pantura Indramayu, tepatnya di jalur Indramayu Kota–Balongan–Karangampel menuju Kabupaten Cirebon. Pengalihan dilakukan sejak memasuki pertigaan ABC Lohbener. Adapun di Cirebon, arus kendaraan yang lewat rata-rata mencapai 211 unit/menit,lebih banyak dibandingkan pada H-3 yang hanya 99 unit/menit.
Namun secara umum arus kendaraan masih bisa berjalan lancar. Kepadatan arus kendaraan di wilayah ini hanya terjadi di titik- titik persimpangan seperti di Perempatan Pemuda By Pass, Kanggraksan, Harjamukti, Rajawali maupun Kalijaga. Lepas dari tol Kanci,pemudik lagi-lagi dihadapkan pada antrean panjang di pintu keluar tol Pejagan.
Petugas mengarahkan ribuan kendaraan yang hendak menuju Semarang, Yogyakarta,dan kota-kota di Jawa Timur (Jatim) melalui jalur Ketanggungan (Brebes)– Slawi (Kabupaten Tegal).Padahal, biasanya selepas keluar tol Pejagan kendaraan yang menuju Semarang diarahkan ke pantura. Pengalihan arus dari tol Pejagan ini akibat padatnya arus mudik di jalur transnasional itu.
Di jalur tengah, pemudik juga tak terhindar dari kemacetan panjang di beberapa titik seperti ruas Cikampek–Sadang dan beberapa kilometer sebelum tol Palimanan, tepatnya di Ciwaringin. Ini terjadi akibat banyaknya aktivitas warga yang pergi berbelanja kebutuhan Lebaran di Pasar Ciwaringin.
Sementara di jalur selatan, berdasar pantauan SINDO hingga tadi malam, situasi arus lalu lintas seputar Nagreg arah Bandung menuju Garut maupun Tasikmalaya sangat padat, bahkan sering kali terjadi kemacetan meski beberapa menit kemudian bisa diatasi.Namun tak lama berselang, puluhan ribu kendaraan yang menuju arah timur kembali tak bergerak. Kondisi tersebut terjadi sejak pagi hingga sore kemarin.
Kemacetan di jalur Nagreg bahkan mengekor hingga pintu GT Cileunyi. Bahkan dari arah Cibiru Kota Bandung menuju jalur Nagreg pun sangat padat didominasi kendaraan roda dua. Petugas kepolisian menyarankan agar pemudik menggunakan jalur alternatif Cijapati. Beranjak malam, penumpukan kendaraan masih berlangsung di wilayah Nagreg. Panjang antrean kendaraan mencapai 20 km mulai dari turunan Nagreg,rel kereta api Pamuncatan Nagreg hingga mengekor ke GT Cileunyi.
Akibatnya petugas memberlakukan jalur satu arah (one way) sepanjang hari kemarin. Hal serupa juga terjadi di wilayah Garut, tepatnya di jalur Limbangan–Malangbong dan jalur Kadungora–Leles.Untuk mengurangi kemacetan, jajaran kepolisian Bandung mulai mengalihkan kendaraan dari arahJakartamelaluiSumedang dan jalur alternatif Cijapati. Di wilayah Jateng,pemudik masih dihadapkan pada kemacetan.
Selain tingginya volume kendaraan, lagi-lagi banyaknya pasar tumpah di sepanjang pantura Kendal, Bateng,Pekalongan juga memperparah kondisi tersebut. Sementara ruas Semarang–Solo juga merayap. Petugas dari Polres Salatiga meminta pemudik untuk memanfaatkan jalur alternatif. asep supiandi/tomi indra/iwa ahmad sugriwa/erika lia/kastolani/ zaenal alimin/akrom hazami
Sumber : www.seputar-indonesia.com