Aksi Terorisme Belum Berakhir

by -257 views

seputar-indonesia.com

Polisi berjaga di sekitar lokasi bangunan yang porak-poranda akibat ledakan di Jalan Nusantara RT 04/13, Kecamatan Beji, Depok, kemarin (kiri). Petugas dilengkapi anjing pelacak melakukan olah tempat kejadian perkara (kanan). Masyarakat diminta lebih waspada dan ikut melapor bila ada kecurigaan terhadap aksi teror karena BIN mengingatkan bahwa aksi terorisme belum berakhir.

JAKARTA– Badan Intelijen Negara (BIN) mengingatkan bahwa aksi terorisme belum berakhir. Karena itu, masyarakat diminta lebih waspada dan ikut melapor bila ada kecurigaan terhadap aksi teror. Kepala BIN Marciano Norman mengungkapkan masyarakat harus dilibatkan untuk menghalau dan mencegah aksi teror sejak dini.

“Kami sudah melakukan pendeteksian secara dini, juga selalu mengingatkan bahwa aksi terorisme tidak akan berakhir di sini.Ternyata terus berkembang,” kata Marciano kepada wartawan seusai jumpa pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Minggu (9/9/2012). Untuk itu,menurut dia,sinergi masyarakat dengan komunitas dan aparat di daerah, polda,serta kodam dari Babinmas sampai Babinkamtibnas diperlukan agar aksi terorisme tidak terulang kembali dan bisa dideteksi.

Marciano juga mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan bila melihat hal-hal tidak wajar di lingkungan masing-masing serta mengaktifkan sistem keamanan di daerah. “Jika ada tamu harus lapor, mari kita aktifkan kembali kewaspadaan masyarakat,” ucapnya. Dari Vladivostok, Rusia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengajak semua pihak untuk ikut aktif mencegah peluang terjadinya tindakan terorisme,antara lain dengan ikut mengamati dan melapor apabila ada hal-hal yang mencurigakan dan ikut serta mengamankan lingkungan tempat tinggal masing-masing.

“Tindakan terorisme tidak dibenarkan oleh kalangan mana pun dan apa pun sukunya. Mari kita terus-menerus berani menyerukan hal tersebut, termasuk para pemuka agama dan tokoh masyarakat. Tindakan preventif terus dilakukan, bukan hanya tugas polisi dan intelijen, tetapi semua pihak,” kata Presiden dalam keterangan pers seusai KTT APEC di Vladivostok, Rusia, Minggu malam waktu setempat.

Baca Juga:  5 Momen Keajaiban Sir Alex Ferguson

Kepala Negara mengatakan, yang mesti dilakukan adalah mencegah pikiran ekstrem dan cenderung menggunakan kekerasan melalui upaya persuasi dan pendidikan yang harus dilakukan secara berkelanjutan di lingkungan masyarakat. “Akar kekerasan sudah sejak lama dan bukan hanya di Indonesia,di seluruh dunia pun ada. Ini yang pertama harus kita pahami. Akarnya sendiri ada berbagai macam penyebab, ada karena kebodohan namun ada juga yang memiliki latar belakang yang terpelajar,” kata Presiden.

Karena itu, selain tugas negara dan aparat keamanan untuk terus-menerus mencegah potensi terorisme,peran elemen masyarakat lainnya juga sangat penting sehingga pencegahan aksi terorisme bisa berlangsung denganbaik.“Kepolisiansendiri memang tidak sering disampaikan, banyak mencegah (aksi terorisme) namun memang tidak terekspos.Memang ada kejadian, tapi apa yang dilakukan kepolisian harus dilakukan terusmenerus.

Kemudian yang terbukti bersalah mendapatkan sanksi hukum,” kata Presiden. Kepala Negara menyayangkan bila ada pihak yang seolah memberikan peluang bahwa aksi terorisme itu tidak boleh ditindak. “Saya kira itu keliru,”katanya. Presiden juga mengungkapkan bahwa selama ini pemerintah Indonesia menghormati hak asasi manusia yang ditandai tidak adanya kebijakan pemerintah atau undang-undang negara yang membolehkan seseorang ditangkap tanpa ada keterangan dan proses hukum yang jelas.

Menko Polhukam Djoko Suyanto mengungkapkan pascapeledakan di Depok, pemerintah tidak menaikkan status keamanan nasional. Meski begitu, dia memastikan aparat keamanan, termasuk intelijen,tetap bekerja keras untuk mengungkapnya.“ Densus 88,BNPT, intelijen selalu bekerja menangkap sinyal, membuntuti, bahkan bisa saja mereka ditanam di suatu tempat. Itu tugas mereka,”katanya.

Djoko menyebutkan, intelijen sudah bekerja secara koordinatif dan memperoleh informasi yang dibagi ke aparat untuk ditindaklanjuti karena intelijen tidak bisa menangkap. “Ini bukan kecolongan.Aparat intelijen bertindak sesuai hukum. Kalau dibolehkan (menangkap), bisa saja kita karena kita sudah lacak,”katanya.Lebih jauh, Menko Polhukam mengimbau seluruh lapisan masyarakat untuk lebih waspada terhadap tindakan teror ini karena tindakan teror selalu terjadi di dalam masyarakat.

Baca Juga:  Pemkab Setop Pembangunan Wisata yang Sempat Viral 'Rusak' Kebun Teh Puncak

“Laporkan ke aparat terdekat bila ada kecurigaan apa pun. Lebih baik mencegah daripada terlambat,”ungkapnya. Sementara itu, tadi malam, orang yang mengaku bernama Thorik menyerahkan diri ke polisi.Polda Metro Jaya masih mendalami siapa pelaku yang menyerahkan diri ke Pospol Tambora pukul 18.00 WIB tersebut. “Ini masih simpang siur apakah Thorik atau Anwar,kita masih minta bantuan kepada masyarakat agar terungkap.

Diperiksa dulu besok, jadi jangan buru-buru,”kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Untung Rajab,tadi malam.Untuk mendalami pemeriksaan terhadap terduga teroris yang menyerahkan diri, sambung Untung, pihak Polda Metro Jaya akan bekerja sama dengan Densus 88 untuk memeriksa pelaku. Kemarin siang Kapolda Metro Jaya meninjau lokasi ledakan di Jalan Nusantara, RT 04/13,Kecamatan Beji,Depok.

Dia menyebut korban ledakan di Depok,masih ada kemiripan dengan Muhammad Thorik, terduga teroris yang rumahnya di Tambora, Jakarta Barat, meledak belum lama ini. “Korban luka parah,tapi masih bisa dikenali wajahnya. Masih mirip dengan Thorik, tapi kepastiannya masih kami tunggu dengan mencocokkan DNA,” sambungnya.

Seperti yang diberitakan ledakan terjadi di kediaman Thorik di Jalan Teratai VII, RT 02/04, Jembatan Lima,Tambora, Jakarta Barat, Kamis lalu. Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Kabiropenmas) Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, terkait adanya informasi yang menyatakan salah satu korban tewas di Beji, Depok,adalah Thorik,dia menjawab hal ini melemahkan informasi tersebut.“Yah memang hal ini melemah ke arah Thorik dan menguatkan kepada seseorang yang memang sedang kita cari juga,”terangnya.

Baca Juga:  Presiden SBY Tak Teken RUU Pilkada, Kemendagri: Tak Ada Pengaruhnya

Depok-Jakarta-Solo Diduga Satu Jaringan

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai menduga ada keterkaitan kuat antara kelompok teroris di Solo dengan kelompok teroris Jakarta dan Depok.Adadugaankuatmereka satu jaringan.Antara Solo dan Depok, misalnya, jenis senjata yangdisitadaritersangkateroris yang tewas ditembak di Solo Farhan Mujahid dan Muchsin dengan senjata yang ditemukan di tempat meledaknya bom di Depok dipastikan sama.

Ansyaad mengemukakan,temuan barang bukti itulah yang bisa menjadi dugaan bahwa dua kelompok ini satu komando.“Anda lihat kansebelumnya ada operasi penangkapan Firman, nah senjatanya itu persis sama Baretta berkaliber 9 mm.Hanya di Depok tidak ada tanda PNP (Philippines National Police) property,” ujar Ansyaad kemarin.

Adapun antara kelompok Depok dan Jakarta, dugaan kuat mereka berasal dari kelompok yang sama sebagaimana tampak dari adanya surat wasiat dari salah seorang terduga teroris di Depok. Ansyaad enggan mengungkap identitas si penulis surat. Namun ada dugaan bahwa surat ditulis Thorik, tersangka pemilik rangkaian bom di Tambora, Jakarta Barat. Surat itu, ucap Ansyaad, berisi pesan kepada istri dan anaknya.

“Bahwa dia sedang mencari rida Allah di surga,” kataAnsyaad.Dia berjanji,Polri dan BNPT akan mengungkap identitas si pemilik surat.Bom Depok,menurutnya,disiapkan untuk serangkaian aksi teror. Namun, dia enggan mengatakan target kelompok teroris tersebut. “Kita sudah janji untuk bicara fakta,”ujarnya.

Sementara itu,Polda Jabar meningkatkan antisipasi terorisme di wilayah hukumnya dengan menggelar razia dan patroli di seluruh kabupaten/kota melibatkan unsur TNI. Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Martinus Sitompul mengatakan, langkah awal razia dan operasi dilakukan Sabtu (8/9) malam hingga Minggu dini hari. krisiandi sacawisastra/ r ratna purnama/ ridwansyah/helmi syarif/ okezone/sindonews/ gugum rachmat gumilar/ ant.

Sumber : www.seputar-indonesia.com

About Author: Tubagus Iwan Sudrajat

Gravatar Image
Tubagus Iwan Sudrajat ialah seorang penulis artikel di Bandung, Jawa Barat. Dia juga penulis artikel di beberapa blog dan media online.