Sejumlah desa di 7 kecamatan di Kabupaten Majalengka masing-masing Kecamatan Ligung, Bantarujeg, Jatitujuh, Sumberjaya, Kasokandel, Talaga dan Majalengka mengalami kesulitan air bersih. Sebagian warga sudah mulai menggunakan air genangan yang hijau, kotor dipenuhi sampah.
Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten majalengka sendiri kini hampers etiap hari menyuplai air untuk sejumlah desa secara bergiliran untuk memenuhi kebutuhan minum warga.
Di Kecamatan Sumberjaya daerah yang kini rawan air bersioh adalah di Bongs Kulon dan Desa Bongas Wetan serta Leuweunghapit. Untuk Desa Bongas Kulon dan Wetan air sumur ada yang sudah mulai tercemar sebagian berwarna putih dan ada juga yang nampak seperti bercampur minyak. Kondisi tersebut menurut Camat Sumberjaya, Azis Safari, sudah berlangusng kurang lebih hampir satu bulan.
“Sumur di rumah dinas saya airnya masih ada walapun sangat sedkit sekali dan untuk memperoleh air satu bak mandi harus menunggu lama berjam-jam menghidupkan dan mematikan pompa , menunggu air keluar untuk dipompa lagi. Itupun kondisi airnya sedikit putih mungkin tercemar kapur karena di wilayah kami memang batuan kapur,” ungkap Azis.
Bahkan menurutnya di beberapa sumur milik warga ada yang seperti bercampur minyak, itu diduga akibat wilayah Sumberjaya ini dulunya banyak pengeboran minyak.
Sementara itu sebagian besar warga Desa Leuweunghapit dan Bongas Kulon kini banyak yang memanfaatkan genangan air sungai Cikamangi yang terletak di sebelah barat perkampungan, yang kondisi airnya sudah hijau dan dipenuhi aneka sampah untuk keperluan mandi dan mencuci. Itu terpaksa dilakukan warga karena hampir semua air sumur di wilayah tersebut mengering.
Sama halnya dengan warga Desa Bantarwaru, Kecamatan Luigung yang berupaya memanfaatkan genangan air dari sungai Cisambeng. Di sungai tersebut setiap pagi dan sore banyak penduduk yang antri untuk mandi dan mencuci.
Di Desa Pilangsari dan Babadjurang, Kecamatan Jatitujuh kekeringan kerap melanda setiap tahun, namun tahun ini terparah selama tiga tahun terakhir. Situ Anggararahan yang dulu airnya masih bisa digunakan warga dengan membuat jembatan ke tengah situ, kini airnya benar-benar surut dan mengering.
Di Talaga, air PDAM tak bisa diandalkan lagi, pada siang hari air tersendat. Sehingga pelanggan PDAM harus melekan menunggu aliran air.
Kabag Humas PDAM Majalengka Nana Mulyana menyebutkan, pihaknya kini hampir setiap hari melakukan pengiriman air bersih secara bergiliran ke desa-desa yang kekurangan air bersih. Kondisi ini sudah dilakukan selama hampir dua minggu. (C-28/A-26).***
Sumber : www.pikiran-rakyat.com